Kenapa saya selalu tidak beruntung? Kenapa saya banyak utang? Kenapa tidak ada wanita yang suka dengan saya? (Kalau wanita) Kenapa tidak ada cowok yang melirikku? Apakah Anda sering mengulang-ulang perkataan ini di benak Anda?
Selamat, Anda ternyata selalu siap menjamu tamu istimewa Anda. Undangan Anda akan tersebar di angkasa dan mereka pun akan terus menerus bertamu. Apa itu? Siapa mereka? Ya itu tadi, apa yang Anda ucapkan berulang-ulang, seperti: Kenapa saya selalu tidak beruntung? Kenapa saya banyak utang? Kenapa tidak ada wanita yang suka dengan saya? Kenapa cowok merinding melihat saya? Kenapa saya harus lahir ke dunia ini dan menanggung segala beban kehidupan? Dsb.
Anda adalah apa yang Anda fikirkan, jelek itu yang Anda mau, baik pun itu yang Anda inginkan. Sebagaimana Tuhan mengikuti prasangka hambanya saja, Dia pun akan mempersilakan hubungan timbal balik ini berlangsung terus menerus sampai kita bersedia merubahnya. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai kaum tersebut merubahnya. Dengan mengucapkan kenapa saya selalu tidak beruntung, maka Anda telah mencap diri Anda sebagai orang yang selalu sial dan tidak berhak mendapatkan keberuntungan. Anda tidak berhak bahagia. Anda tidak berhak hidup tak berhutang, kaya raya, punya istri cantik dsb.
Anda sendiri yang mau berada dalam kondisi seperti itu dan jangan salahkan Tuhan dan orang-orang sekeliling Anda kalau akhirnya Anda mengamini ucapan dan keyakinan Anda sendiri. Kalau Anda seorang wanita dan kini sudah kepala tiga atau empat dan masih merapal mantra, "Kenapa saya selalu tidak beruntung dalam hal asmara." Anda perlu mengganti mindset--cara berfikir Anda yang selalu memandang negatif kepada lawan jenis Anda. Kalau Anda suka dengan lagu, "I'm single and very happy,"nya Oppie Andaresta tapi Anda mengingkarinya, Anda perlu berhenti menyanyikannya.
Tidak ada pedoman yang baku agar Anda tidak selalu sial dalam hidup, kecuali hal-hal sederhana sbb:
Selamat, Anda ternyata selalu siap menjamu tamu istimewa Anda. Undangan Anda akan tersebar di angkasa dan mereka pun akan terus menerus bertamu. Apa itu? Siapa mereka? Ya itu tadi, apa yang Anda ucapkan berulang-ulang, seperti: Kenapa saya selalu tidak beruntung? Kenapa saya banyak utang? Kenapa tidak ada wanita yang suka dengan saya? Kenapa cowok merinding melihat saya? Kenapa saya harus lahir ke dunia ini dan menanggung segala beban kehidupan? Dsb.
Anda adalah apa yang Anda fikirkan, jelek itu yang Anda mau, baik pun itu yang Anda inginkan. Sebagaimana Tuhan mengikuti prasangka hambanya saja, Dia pun akan mempersilakan hubungan timbal balik ini berlangsung terus menerus sampai kita bersedia merubahnya. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sampai kaum tersebut merubahnya. Dengan mengucapkan kenapa saya selalu tidak beruntung, maka Anda telah mencap diri Anda sebagai orang yang selalu sial dan tidak berhak mendapatkan keberuntungan. Anda tidak berhak bahagia. Anda tidak berhak hidup tak berhutang, kaya raya, punya istri cantik dsb.
Anda sendiri yang mau berada dalam kondisi seperti itu dan jangan salahkan Tuhan dan orang-orang sekeliling Anda kalau akhirnya Anda mengamini ucapan dan keyakinan Anda sendiri. Kalau Anda seorang wanita dan kini sudah kepala tiga atau empat dan masih merapal mantra, "Kenapa saya selalu tidak beruntung dalam hal asmara." Anda perlu mengganti mindset--cara berfikir Anda yang selalu memandang negatif kepada lawan jenis Anda. Kalau Anda suka dengan lagu, "I'm single and very happy,"nya Oppie Andaresta tapi Anda mengingkarinya, Anda perlu berhenti menyanyikannya.
Tidak ada pedoman yang baku agar Anda tidak selalu sial dalam hidup, kecuali hal-hal sederhana sbb:
- Berbaik sangka, karena Allah pun mengawalinya dengan Aku bagaimana prasangka hambaku saja. Bisa jadi kesialan yang Anda hadapi sekarang adalah sebagai penghapus dosa-dosa Anda dan justru Anda akan mendapatkan derajat yang tinggi setelah ini. Berbaik sangkalah kepada seluruh makhluk di muka bumi ini, hilangkan segala praduga. Yang paling penting mintalah selalu restu orang tua, setelah Allah dan rasulnya, tentu orang tua yang perlu didahulukan.
- Bersyukur, karena tidak selamanya manusia itu menderita--setelah kesulitan ada kemudahan dan Allah pun menegaskannya kembali, Sungguh beserta kesulitan ada kemudahan. Wujud syukur ini bisa meliputi berterima kasih kepada Sang Pencipta, orang-orang yang selalu menolong Anda dan kepada diri Anda sendiri. Selanjutnya berhentilah mengeluh
- Hindari kekuatiran yang berlebihan. Waswas adalah bisikan setan, semuanya muncul karena kita memikirkannya. Misalnya saat Anda sedang menyeberang sungai yang jembatannya rapuh, Anda berfikir, "wah, pasti aku jatuh," dan jatuhlah Anda
- Sisipkan sedikit selera humor dalam hidup, kalau Anda merasa sebagai pribadi yang garing. Tidak perlu memaksakan diri jadi konyol, setidaknya itu membuat Anda dan orang di sekeliling Anda nyaman
- Selalulah merasakan kebahagiaan yang dirasa orang lain, mendengki akan membuat kita sakit secara fisik dan rohani, akan membuat kita terkucil dari kehidupan sosial, termasuk menyingkirkan dendam kesumat. Tidak semua dari kita bisa melakukannya, terutama jika sudah sangat tersakiti. Belajar melupakan kesalahan serta memaafkannya akan membuat kita jadi orang yang beruntung
- Fokus kepada kebahagiaan Anda dengan berbuat adil kepada alam semesta, orang-orang di sekeliling Anda dan diri Anda sendiri. Inilah keadilan sejati, jangan menuntut sesuatu yang kita sendiri tidak bisa memenuhinya, jika kita zalim terhadap lingkungan dan manusia di sekitar kita, semuanya juga akan kembali kepada kita
- Sambung tali silaturahim. Yang satu ini, tidak hanya memanjangkan umur tapi juga memperlancar rejeki
- Ikhlas, ini ilmu tertinggi di alam jagad semesta dan meliputi semua poin di atas. Dengan berserah diri kepada Allah, insya Allah segala hal yang mempengaruhi otak kita untuk selalu mengatakan, "kenapa saya selalu tidak beruntung", akan sirna.